Gerhana bulan Total 8 Oktober 2014

Bagaimana rasanya jika kita berada di tengah dikelilingi oleh keindahan? Seperti berada di antara keindahan matahari tenggelam berbalut rona senja di ufuk barat dan keindahan gerhana bulan total di ufuk timur. Ditambah lagi jika bersama orang-orang terdekat dan mengamati di alam terbuka yang masih asri.

“Surga” barangkali kata itulah yang bisa menggambarkan momen yang begitu indah tersebut. Namun akankah “Surga” itu turun ke Bumi?

Iya, itu akan terjadi. Dan tidak akan lama lagi. “Surga” itu akan turun pada hari Rabu, 8 Oktober 2014. Dan sangat beruntung, Indonesia akan menjadi salah satu dari sedikit tempat turunnya “Surga” tersebut. Ya! Di seluruh Indonesia, gerhana bulan total hiasi senja 8 Oktober 2014!


Penyebab Terjadinya Gerhana Bulan Total

Pada hari Rabu, 8 Oktober 2014 Matahari – Bumi – Bulan tengah berjejer-berurutan. Dengan begitu kita sebagai pengamat di Bumi akan mendapati Matahari dan Bulan ada di sisi yang berlawanan. Pada saat inilah Bulan tepat mencapai fase purnama.

Namun ada yang istimewa dengan bulan purnama 8 Oktober 2014. Pasalnya Matahari – Bumi – Bulan bukan hanya tengah berurutan, namun tepat segaris lurus dalam bidang geometri. Formasi geometri yang demikian menyebabkan sinar matahari yang seharusnya menuju Bulan terhalangi oleh Bumi. Akibatnya bulan purnama bukannya terang benderang, tapi malah bersinar temaram. Fenomena inilah yang dikenal sebagai gerhana bulan.



Konfigurasi geometri Matahari, Bumi dan Bulan saat terjadi gerhana bulan. Kredit: NASA.
Konfigurasi geometri Matahari, Bumi dan Bulan saat terjadi gerhana bulan. Kredit: NASA.

Bayangan bumi sendiri dibedakan menjadi 2 macam: penumbra dan umbra. Penumbra adalah bayangan samar disekeliling umbra. Sedangkan umbra adalah bayangan pusat yang gelap.

Pada fenomena gerhana bulan total, seluruh piringan bulan akan memasuki bayangan umbra yang gelap. Namun sebelum itu terjadi, Bulan akan lebih dulu digerhanai oleh penumbra hingga perlahan mulai memasuki umbra. Jadi setiap terjadi gerhana bulan total, akan terjadi pula gerhana bulan penumbral dan gerhana bulan (umbral) sebagian yang akan mengawali dan mengakhirinya.


Bulan Berwarna Merah Kehitaman saat Gerhana Bulan Total

Meski pada 8 Oktober 2014 nanti seluruh piringan bulan akan memasuki bayangan umbra bumi, Bulan tidak akan menjadi hitam legam dan lenyap dari pandangan. Bulan akan tetap terlihat bersinar, namun dengan cahaya redup berwarna merah kehitaman.

Alasan mengapa Bulan tetap terlihat dan berwarna merah kehitaman karena adanya pembiasan cahaya matahari yang melalui atmosfer bumi. Dengan adanya atmosfer bumi, cahaya putih matahari akan terhambur sesuai penjang gelombangnya sebagaimana yang terjadi pada pelangi.

Ilustrasi pembiasan sinar matahari pada atmosfer bumi. Kredit: KalAstro.
Ilustrasi pembiasan sinar matahari pada atmosfer bumi. Kredit: KalAstro.

Pembiasan ini menyebabkan berkas cahaya matahari dengan gelombang terpendek seperti cahaya warna biru terhambur pada astmosfer bumi. Hamburan cahaya warna biru inilah yang kemudian menjadikan langit berwarna biru. Sedangkan cahaya matahari dengan gelombang terpanjang seperti cahaya warna merah akan diteruskan. Cahaya warna merah ini yang kemudian mewarnai Bulan selama gerhana bulan berlangsung.

Seberapa cerah warna merah pada Bulan nantinya juga cerminan dari kondisi atmosfer bumi saat gerhana bulan berlangsung. Semakin atmosfer bumi mengandung partikel padat atau aerosol seperti debu vulkanik, asap kebakaran hutan dan polusi udara lainnya maka warna merah pada Bulan pun akan semakin kelam kehitaman.


Gerhana Bulan Tetrad

Gerhana bulan total 8 Oktober 2014 adalah gerhana bulan kedua dan terakhir di tahun 2014. Gerhana bulan sebelumnya telah terjadi pada 15 April 2014. Yang menarik adalah gerhana bulan sebelumnya juga adalah gerhana bulan total sebagaimana gerhana bulan kali ini. Dan tidak hanya itu, dua gerhana bulan berikutnya yang terjadi pada tahun 2015 nanti berturut-turut adalah gerhana bulan total pula.

Empat rangkaian gerhana bulan total seperti ini dikenal sebagai seri tertrad. Yaitu ketika 4 gerhana bulan total terjadi berurutan tanpa diselingi oleh satupun gerhana bulan sebagian ataupun penumbral. Seri gerhana bulan tetrad termasuk jarang terjadi. Sebelum seri tetrad tahun 2014-2015 ini, seri tetrad telah terjadi pada tahun 2003-2004. Sedangkan seri tetrad selanjutnya baru akan terjadi pada tahun 2032-2033.

Dalam seri tetrad 2014-2015 ini, gerhana bulan total 8 Oktober 2014 termasuk yang terbaik jika disaksikan di Indonesia. Jika 15 April 2014 lalu hanya wilayah timur Indonesia yang bisa menyaksikan sebagian piringan bulan berada dalam umbra bumi, maka kali ini seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan seluruh piringan bulan saat masih dalam umbra bumi. Artinya seluruh Indonesia akan dapat menyaksikan fase puncak dari gerhana bulan total kali ini.

Gerhana bulan total berikutnya terjadi pada 4 April 2015. Sayangnya pada saat itu hanya Indonesia bagian barat yang bisa menyaksikan gerhana tersebut. Koreksi: Pada 4 April 2015 seluruh Indonesia dapat menyaksikan gerhana bulan total. Sedangkan untuk gerhana bulan total terakhir dalam seri tetrad 2014-2015 terjadi pada 28 September 2015. Namun mengenaskan, seluruh wilayah Indonesia tidak bisa menyaksikan gerhana bulan total tersebut.


Tahapan Terjadinya Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014

Ilustrasi proses gerhana bulan total 8 Oktober 2014. Kredit: NASA.
Ilustrasi proses gerhana bulan total 8 Oktober 2014. Kredit: NASA.

  • Pukul 15:15 WIB / 16:15 WITA / 17:15 WIT - Awal Gerhana Bulan Penumbral (P1)
Pada waktu ini piringan bulan mulai memasuki penumbra bumi yang akan berlangsung hingga 5 jam 18 menit kedepan. Secara kasat mata, Bulan tetap akan terlihat bersinar terang. Pelemahan kecerahan bulan pada saat ini hanya bisa diamati dengan teleskop.

  • Pukul 16:14 WIB / 17:14 WITA / 18:14 WIT - Awal Gerhana Bulan Sebagian (U1)
Pada waktu ini piringan bulan mulai memasuki umbra bumi yang akan berlangsung hingga 3 jam 19 menit kedepan. Secara kasat mata terlihat piringan bulan bagian timur mulai meredup. Bulan yang tadinya bulat sempurna kini mulai berubah bentuk menyerupai bentuk sabit.

  • Pukul 17:25 WIB / 18:25 WITA / 19:25 WIT - Awal Gerhana Bulan Total (U2)
Pada waktu ini seluruh piringan bulan mulai memasuki umbra bumi yang akan berlangsung hingga 58 menit 50 detik kedepan. Secara kasat mata piringan bulan mulai terlihat redup seluruhnya.

  • Pukul 17:54 WIB / 18:54 WITA / 19:54 WIT - Puncak Gerhana Bulan Total
Pada waktu ini Bulan berada di tengah-tengah perlintasannya melewati umbra bumi. Pada waktu ini pula Bulan mencapai tingkat kecerahan paling rendah selama gerhana dan menjadi bagian paling menarik untuk diamati.

  • Pukul 18:23 WIB / 19:23 WITA / 20:23 WIT - Akhir Gerhana Bulan Total (U3)
Pada waktu ini piringan bulan mulai keluar dari umbra bumi. Secara kasat mata piringan bulan bagian timur mulai terlihat terang. Gerhana bulan total berakhir dan dilanjutkan dengan gerhana bulan sebagian.

  • Pukul 19: 34 WIB / 20:34 WITA / 21:34 WIT - Akhir Gerhana Bulan Sebagian (U4)
Pada waktu ini seluruh piringan bulan mulai keluar dari umbra bumi. Secara kasat mata seluruh piringan bulan kembali terlihat terang. Gerhana yang dapat terlihat secara kasat mata berakhir dan dilanjutkan dengan gerhana bulan penumbral.

  • Pukul 20:33 WIB / 21:33 WITA / 22:33 WIT - Akhir Gerhana Bulan Penumbral (P4)
Pada waktu ini seluruh piringan bulan mulai keluar dari bayangan penumbra bumi. Bulan kembali terang seutuhnya. Gerhana bulan berakhir seutuhnya.


Peta Penampakan Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014

Peta gerhana bulan total 8 Oktober 2014. Kredit: NASA.
Peta gerhana bulan total 8 Oktober 2014. Kredit: NASA.

Gerhana bulan total 8 Oktober 2014 akan berpusat di Samudra Pasifik. Seluruh daerah yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik pun akan mendapat porsi terbaik dalam mengamati tahapan-tahapan gerhana bulan total kali ini.

Daerah yang dapat mengamati seluruh tahapan gerhana bulan sejak awal hingga akhir kontak penumbra antara lain adalah Kanada, Amerika Serikat bagian barat, Papua Nugini, Jepang bagian utara, Rusia bagian timur dan Australia bagian timur.

Mayoritas Benua Australia dan Asia, termasuk diantaranya Indonesia, akan mengamati sebagian tahapan gerhana sejak bulan terbit saat senja. Hal sebaliknya terjadi pada mayoritas Benua Amerika yang akan mengamati sebagian tahapan gerhana menjelang Bulan terbenam saat fajar.

Sedangkan seluruh Benua Afrika dan mayoritas Benua Eropa tidak dapat menyaksikan sama sekali gerhana bulan kali ini karena semua tahapan gerhana terjadi pada siang hari di wilayah tersebut.


Penampakan Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014 di Indonesia

Peta gerhana bulan total 8 Oktober 2014 di Indonesia. Kredit: BMKG.
Peta gerhana bulan total 8 Oktober 2014 di Indonesia. Kredit: BMKG.

Di Indonesia, wilayah terbaik yang paling banyak bisa mengamati tahapan gerhana bulan total kali ini adalah di bagian timur seperti Papua. Di sana Bulan akan terbit tepat ketika Bulan mulai memasuki bayangan penumbra bumi. Secara kasat mata Bulan belum terlihat meredup saat terbit. Bulan akan mulai redup ketika hari mulai gelap dan letak Bulan cukup tinggi. Seluruh tahapan gerhana sebagian dan total pun dapat diamati.

Di bagian tengah Indonesia, antara lain seluruh Sulawesi, seluruh Kalimantan kecuali Kalimantan Barat bagian barat, seluruh Nusa Tenggara, seluruh Bali dan Jawa Timur akan menyaksikan gerhana bulan sebagian tepat ketika bulan terbit di timur saat senja. Setelah itu akan terlihat tahapan gerhana bulan total hingga akhirnya Bulan keluar dari umbra dan penumbra.

Di bagian barat Indonesia, antara lain Kalimantan Barat bagian barat, Jawa Tengah, Jogja, Jawa Barat, Banten, Jakarta dan seluruh Sumatra kecuali Aceh bagian ujung utara akan menyaksikan gerhana bulan total tepat ketika bulan terbit di timur saat senja. Setelah itu akan terlihat tahapan gerhana bulan sebagian saat piringan bulan mulai keluar dari umbra hingga akhirnya Bulan keluar dari penumbra.

Khusus untuk wilayah Aceh bagian ujung utara, Bulan akan terbit tepat sesudah gerhana bulan total berlangsung. Dengan begitu di wilayah ini tidak bisa menyaksikan gerhana bulan ketika fase total berlangsung. Meski demikian, gerhana Bulan sebagian tahap akhir masih bisa disaksikan di wilayah ini.

Cara Pengamatan Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014 di Indonesia

Sebenarnya tidak ada syarat khusus untuk mengamati fenomena gerhana bulan total. Pengamatan bisa dilakukan baik dengan teleskop, binokuler, kamera SLR atau tidak menggunakan alat bantu sama sekali alias dengan mata telanjang.

Namun ada sedikit catatan penting untuk pengamatan di Indonesia: Karena gerhana bulan total terjadi tepat saat bulan terbit di langit timur, maka medan pandang ke arah timur tidak boleh terhalang oleh apapun. Jadi tentukanlah dimana tempat pengamatan tanpa ada bangunan, pepohonan atau obyek tinggi lainnya di arah timur.

Dan yang tidak kalah penting, ingat (atau buat pengingat) bahwa bulan terbit saat matahari terbenam. Jadi bersiaplah untuk melakukan pengamatan sebelum matahari tenggelam. Jangan menunggu malam! Tujuannya sudah jelas, yaitu supaya tidak ada satupun tahapan gerhana yang terlewatkan. Selain itu juga agar bisa menyaksikan pemandangan matahari terbenam dan gerhana bulan di satu waktu bersamaan.
Share on Google Plus

About All about world

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: